Sudah seminggu ini, perjalananku ke tempat kerja, rasanya lebih menyenangkan dari biasanya.
Apa pasal?
Ini soal rute jalan.
Tepat ketika menemukan Bundaran KIIC, itu artinya dua menitan kemudian, seharusnya mobil angkutan karyawan yang menjemput kami akan segera sampai di tempat yang dituju.
Tapi kali ini lain.
Karena jalan yang melingkari Bundaran KIIC sedang diperbaiki, maka tidak ada yang bisa menolak pengalihan jalan sebagai dampak bagi para pengguna jalan.
Mungkin hal tersebut menjadi gangguan bagi sebagian orang, apalagi bagi orang-orang yang sangat menghemat waktu disegala kesempatan (baca: terlambat :D), karena harus rela memutar kendaraan ke arah yang lebih jauh dari tempat tujuan.
Tapi, aku akan tetap mengatakan bahwa aku senang karena pengalihan jalan tersebut.
Meskipun sebenarnya, bukan tidak jarang aku menjadi salah satu personil pabrik yang rajin ngejar-ngejar Bus jemputan. Hahaha. Dont try this, please! ;p
Dan aku tetap merasa senang dengan pengalihan jalan ini. Karena, selain aku lebih mengharapkan diri untuk tidak menjadi pengejar amatiran bus jemputan, hehe, adalah aku bisa melihat pemandangan yang menakjubkan. Dan akan selalu menakjubkan di mataku.
Dia adalah sekumpulan air dalam ceruk bumi. Yang biasa kita kenal dengan sebutan, Danau.
Yups, aku jadi bisa melihat Danau yang entah apa namanya itu.
Ada kebahagiaan tersendiri ketika aku melihat ketenangan air yang entah berapa dalam itu.
Ada ketenangan tersendiri ketika aku melihat kebahagiaan air yang entah sejak kapan berada di situ.
Meski memang, aku belum pernah melihatnya lebih dekat.
Meski memang, aku belum pernah menyentuh udara disekitarnya
Meski memang, aku belum tentu melihatnya bila tak melalui jalan ini.
Namun, satu yang pasti.
Aku senang melihat danau yang kadang permukaannya memainkan tarian surya,
walau sekedar melihatnya sekejap mata, itupun cukup mengamatinya di atas kendaraan saja.
Karena
Hal itu seolah sudah cukup menjadi tambahan energi ketenangan,
sebelum aku tiba di pedalaman mesin.
Dan itulah yang membuatku selalu ingin duduk di barisan kursi bus bagian kiri.
Karena Danau itu, terletak indah di tepi kiri jalan.
Ya, ku namai Danau itu, Danau Tepian Kiri.
Penambah syukur ku terhadap karunia Ilahi
Karena entah, bila mata ini tak bisa melihat lagi
atau bila hati ini terlanjur terbawa mati
apakah aku masih bisa merasakan salah satu karuniaNya ini?
^______^
Ya Robb..
aku bahagia..
dengan segala yang Kau Punya.
^^_______________^^
Apa pasal?
Ini soal rute jalan.
Tepat ketika menemukan Bundaran KIIC, itu artinya dua menitan kemudian, seharusnya mobil angkutan karyawan yang menjemput kami akan segera sampai di tempat yang dituju.
Tapi kali ini lain.
Karena jalan yang melingkari Bundaran KIIC sedang diperbaiki, maka tidak ada yang bisa menolak pengalihan jalan sebagai dampak bagi para pengguna jalan.
Mungkin hal tersebut menjadi gangguan bagi sebagian orang, apalagi bagi orang-orang yang sangat menghemat waktu disegala kesempatan (baca: terlambat :D), karena harus rela memutar kendaraan ke arah yang lebih jauh dari tempat tujuan.
Tapi, aku akan tetap mengatakan bahwa aku senang karena pengalihan jalan tersebut.
Meskipun sebenarnya, bukan tidak jarang aku menjadi salah satu personil pabrik yang rajin ngejar-ngejar Bus jemputan. Hahaha. Dont try this, please! ;p
Dan aku tetap merasa senang dengan pengalihan jalan ini. Karena, selain aku lebih mengharapkan diri untuk tidak menjadi pengejar amatiran bus jemputan, hehe, adalah aku bisa melihat pemandangan yang menakjubkan. Dan akan selalu menakjubkan di mataku.
Dia adalah sekumpulan air dalam ceruk bumi. Yang biasa kita kenal dengan sebutan, Danau.
Yups, aku jadi bisa melihat Danau yang entah apa namanya itu.
Ada kebahagiaan tersendiri ketika aku melihat ketenangan air yang entah berapa dalam itu.
Ada ketenangan tersendiri ketika aku melihat kebahagiaan air yang entah sejak kapan berada di situ.
Meski memang, aku belum pernah melihatnya lebih dekat.
Meski memang, aku belum pernah menyentuh udara disekitarnya
Meski memang, aku belum tentu melihatnya bila tak melalui jalan ini.
Namun, satu yang pasti.
Aku senang melihat danau yang kadang permukaannya memainkan tarian surya,
walau sekedar melihatnya sekejap mata, itupun cukup mengamatinya di atas kendaraan saja.
Karena
Hal itu seolah sudah cukup menjadi tambahan energi ketenangan,
sebelum aku tiba di pedalaman mesin.
Dan itulah yang membuatku selalu ingin duduk di barisan kursi bus bagian kiri.
Karena Danau itu, terletak indah di tepi kiri jalan.
Ya, ku namai Danau itu, Danau Tepian Kiri.
Penambah syukur ku terhadap karunia Ilahi
Karena entah, bila mata ini tak bisa melihat lagi
atau bila hati ini terlanjur terbawa mati
apakah aku masih bisa merasakan salah satu karuniaNya ini?
^______^
Ya Robb..
aku bahagia..
dengan segala yang Kau Punya.
^^_______________^^