Akhirnya beliau khitbahan juga ^_^

Oktober 15, 2020

 

Beberapa waktu lalu, saya menerima kabar bahwa seorang senior kami baru saja melangsungkan proses khitbahnya. Saya dan suami ikut bahagia. Karena sudah lama, kami bahkan teman-teman seangkatannya pun senantiasa mendorong beliau untuk menggenapkan saparuh agamanya.

Ya, walaupun proses yang dilaluinya baru tahap khitbah saat ini, tapi kami senang sekali. Dari sekian proses ta’aruf dan lika-liku ikhtiarnya, baru kali ini beliau sampai di tahap ini. Walaupun belum final, tapi kami senantiasa mendoakan mudah-mudahan memang jodohnya dan bisa dipersatukan hingga ke pelaminan untuk mencapai rumah tangga sakinah mawaddah warahmah.

Yang mengharukan adalah, teman-teman seangkatan di organisasi kami, turut hadir dan mensupport full, dari proses nazhar sampai ke khitbah kemarin, kalau istilah milenial mah, #kawalsampaihalal.

Memang mungkin sebagian sudah gemas dengan beliau yang tidak mau disebutkan namanya saat saya menuliskan kisahnya ini, dimana teman-teman seangkatannya bahkan junior-juniornya sudah banyak yang melayarkan bahtera rumah tangga, beliau masih single lillah. Hingga akhirnya, hari kemarin itu alhamdulillah, bisa ke tahap yang sudah dekat dengan pernikahan.

Dan ternyata proses lika-liku ikhtiarnya dalam mencari jodoh itu, membuat saya takjub. Dia berkali-kali gagal dalam prosesnya, seperti saat sudah ada calon yang siap, beliau belum siap. Saat beliau sudah siap, ternyata calon yang dita’arufkannya belum siap untuk menikah dalam waktu dekat, akhirnya CV mereka berakhir di ta’aruf saja.

Hingga pada akhirnya, setelah kemarin beliau jadi khitbah itu, ternyata memang momennya pas. Pas dia sudah siap, pas ada juga calonnya yang sudah siap, pas juga waktunya, pas juga dari segi karakaternya. Bahkan karakter calonnya beliau itu sungguh baik. Rela berkorban untuk keluarga, dll. Sama seperti beliau, yang kami tahu, beliau juga orang yang banyak berkorban untuk keluarganya. Ah, ya. Definisi orang baik berjodoh dengan orang baik, mudah-mudahan termasuk dalam kisah mereka. Dan definisi jodoh adalah cerminan diri, semoga memang itu adalah kisahnya.

Berkaca pada kisahnya, saya mengamati. Bahwa menikah memang bukan tentang siapa yang lahir lebih dulu maka harus menikah lebih dahulu pula.

Menikah memang bukan tentang siapa yang cepat, dia yang hebat. Karena memang menikah bukan perlombaan balap karung.

Menikah juga bukan tentang siapa yang lebih cepat memiliki momongan, karena menikah memang bukan stripping sinetron yang harus kejar tayang.

Ya, menikah itu adalah tentang kesiapan di waktu dan orang yang tepat. Dan setiap orang memang sudah ditentukan jodohnya di lauh mahfudz.

Jadi tidak ada yang terlalu cepat untuk menikah, tidak ada juga yang terlalu lambat menikah. Karena setiap orang sudah dengan garis tangannya masing-masing.

Namun, tetap saja, bagi yang sudah berada di fase ‘siap’ menikah, tidak perlu menunda-nunda untuk mengumpukan pundi-pundi kesultanan terlebih dahulu. Karena dengan menikah, insyaAllah Allah akan cukupkan rezekinya.

Namun, bila memang belum siap menikah, alangkah lebih baiknya tetap berada di jalan yang benar, tidak dengan mengumbar-umbar cinta yang belum waktunya.

Buat kamu yang belum menemukan tambatan hati, jangan patah semangat, masih banyak kebaikan yang harus dilakukan sambil mengikuti ketetapanNya, dan hingga akhirnya Allah pasangkan kamu dengan orang yang tepat, di waktu yang tepat pula. J

 

You Might Also Like

9 komentar

  1. Masyallah... turut bahagia mendengarnya... semoga yang belum ketemu jodohnya segera dipertemukan yaaa. Aamiin... ^^

    BalasHapus
  2. ikut seneng walau gak kenal. apalagi sekarang ta'aruf itu malah dianggap pacaran islami, org byk gak ngerti sekadar pake istilah biar kedengaran lebih Islam

    BalasHapus
  3. MasyaAllah, turut bahagia Mbak. Tapi benar, soal waktu menikah ini, memang sebaiknya ketika menemukan orang yang tepat di waktu yang tepat pula.

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, turut bahagia, semoga lancar sampai akad 😍

    BalasHapus
  5. Baca postingan ini ,jadi keingat bbpa kali menjodohkan teman. Alhamdulillah ya jika mereka akhirnya menikah. Bahagia semoga selamanya

    BalasHapus
  6. Iyess setuju, jodoh itu rahasia Allah kita nggak bisa nebak.. tapi harus tetep berusaha.. ikut bahagia dg temannya mbak.. smg dimudahkan aamiin..

    BalasHapus
  7. Suka kagum saya dengan kisah-kisah ta'aruf ini. Soalnya kalau yang benar-benar ta'aruf itu kan kadang nyaris nggak pernah ketemu sama orangnya dan komunikasi seadanya. Memang kalau sudah jodoh pasti ada jalannya yaa

    BalasHapus
  8. Memang ada fenomena balapan nikah di antara teman seangkatan. Nikah jadi semacam pencapaian hidup. Padahal seperti kata DJ, menikah itu adalah tentang kesiapan di waktu dan orang yang tepat.Setiap orang beda waktunya

    BalasHapus
  9. Selamat ya semoga sampai pada hari H. Jodohnya emang sudah sampai, aku juga pernah mengalami gagal ta'aruf hehe...

    BalasHapus