Balada Kemenag Rilis 200 Mubalig dan Tanggapan Unig

Mei 22, 2018

Maafkan jika tulisan ujung judulnya terkesan agak maksa biar sounds interesting ya 😄 Maksudnya mah gini:
Balada Kemenag Rilis 200 Mubalig dan Tanggapan Unik 😄

Subhanallah. Awalnya saya enggak niat membuat tulisan ini. Tapi, rasanya sayang kalau tidak mengarsipkan momen luar biasa ini. Apalagi pas saya baca komentar-komentar netizen yang kayaknya koq enggak putus-putus urat kreatifnya :D

Buktinya ini,


ketika IG official Kemenag memposting soal Kebangkitan Nasional, yang komen beuuuh, hampir semua malah ngebahas soal Daftar nama 200 mubalig yang dirilis Kemenag dalam Website resminya.

Sumber : IG @kemenag_ri

Lucu sekali melihat komen-komennya. Ada yang pro dengan rilis tersebut, namun lebih banyak lagi yang kontra. Ada yang serius, ada juga yang santai, menanggapinya. Ada yang kaku, ada yang lucu, menyampaikannya.

Nah, saya sampai ketawa ngakak ketika nemu komen-komen lucu, sarkastik, dan bikin mesem-mesem sendiri.







Intinya sih, netizen dibuat heran dan bertanya-tanya, "loh dalam rangka apa rilis tersebut, dan mengapa justeru meng-dikotomikan hanya 200 mubalig. Bukankah buanyak sekali mubalig Indonesia. Dan yang paling ajaib adalah, koq beberapa ustad populer menurut masyarakat, malah tidak tercantum di dalamnya."

Kemenag pun berdalih, bahwa *200 daftar nama* tersebut sifatnya dinamis. Bisa bertambah, bisa berkurang. Entah menurut spesifikasi geometri ataukah geolosoran.

Namun, Menag dalam penjelasannya mengungkapkan bahwa 200 nama yang sudah dirilis tersebut, berdasarkan 3 hal ini: mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, reputasi yang baik, dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi.

Mengetahui hal itu, maka netizen semakin heran. Loh, memang yang selain 200 nama itu, tidak memenuhi kriteria tersebut? Padahal, nyata-nyatanya, yang tidak masuk ke dalam 200 nama itu pun sangat memenuhi syarat dari ketiga kriteria tersebut.

Jadi? Apa ini maksudnya? Motif Kemenag apa? Kemenag disuruh ngapain sih ceritanya? Mau mecah belah ulama dan umat islam?

Eits, sebelum nama Kemenag tidak lagi harum mewangi, maka beberapa Ustad yang Tidak Tercantum Dalam 200 Rilis Mubalig, berusaha menenangkan sebagian masyarakat Indonesia, demi menjaga nama baik Kemenag dan Jajaran di atasnya.
Dan menyelamatkan persatuan umat dari efek blunder yang sarat bumerang.

1. Jleb tapi Kocak 

Sebagaimana karakternya yang suka jleb tapi kocak, Ustad yang satu ini berusaha menjawab desakan pertanyaan dari masyarakat, perihal tidak dicantumkannya nama beliau di dalam 200 daftar nama tersebut.


Jujur, kalau saya mah ngakak bacanya. Karena, ya, menurut saya ini kocak. Simple tapi Past Future :p Hihihi.
Komen netizen, lebih lucu.



Sumber : IG @ustadzabdulsomad 

2. Lugas

Nah, ustad yang satu ini, selalu identik dengan gaya lugas, kadang ritme penyampainnya panjang, kadang pendek, namun tetap padat dan jelas.



Sumber : IG @felixsiauw

3. Sejuk 

Nah, kalau yang satu ini, sejak buku pertamanya terbit, saya selalu merasakan kesejukan dalam tulisannya.


Sumber : IG @salimafillah


Selain ketiga Ustad itu, masih banyak ustad lain yang juga sangat populer dan didesak dengan pertanyaan yang sama, koq enggak masuk daftar 200 nama rilis Menag? Padahal beliau-beliau juga memenuhi tiga kriteria yang disebutkan Menag.

Sementara Ustad Adi Hidayat, sampai tanggal 21 Mei 2018, saya lihat belum menanggapi isu tersebut. Mungkin beliau masih memilih diam. Cooling down, agar para jamaah juga tetap cool, tapi tidak down :D

Coba deh, yang belum dengar tausyiahnya Ustad Adi Hidayat, segera dengarkan. Yakin deh, kalian yang tadinya enggan, justeru balik kanan jalan!, menjadi terkagum-kagum dengan kecerdasan yang dibalut ketawadhuan beliau.

Sedangkan ustad yang lainnya, belum sempat saya scroll medianya satu-satu. Banyak jeh. :D

Intinya sih, yang saya tangkap maksudnya, tanggapan para ustad tersebut ingin agar para netizen berpikir positif terhadap rilis Menag tersebut.

Maka, alangkah anehnya kalau ada yang bilang beliau-beliau itu radikal. Radikalnya dari mana? Padahal sudah sebegitu halusnya tanggapan beliau-beliau pada masyarakat yang bertanya-tanya.

Karena nih, bisa aja kan sebenarnya beliau-beliau itu ngarahin masyarakat untuk membenci Kemenag. Tapi faktanya 'kan malah sebaliknya. Iyeee kan?

Beliau-beliau yang di 'test water' itu, dengan keunikan masing-masing, malah berusaha membuat masyarakat yang gaduh, segera menenangkan diri.
Pun justeru menyemangati masyarakat agar tidak mudah terhasut atau terprovokasi, atau terpecah belah laksana melamin dipinggir meja kesenggol kucing kebelet ikan. :D

Nah, jadi buat netizeniyah, mari luruskan shaf dan rapatkan barisan. Galang seluruh persatuan dan kesatuan umat muslim, supaya kita kuat. Enggak kayak buih di lautan.

See, kesimpulannya, apapun blunder dan isunya, umat muslim tetaplah bersatu dalam ketulusan ukhuwah.  Apalagi di bulan Ramadhan ini 💖

Salam,
Djayanti Nakhla Andonesi
6 Ramadhan 1439H

You Might Also Like

0 komentar